Selasa, 16 Agustus 2016

Selamat Ulang Tahun, Indonesia.

Hell-o guyss!!!
Apa kabar semua nyaaa? Semoga yang lagi baca ini dimana dan kapanpun kalian berada sehat sehat aja yaaa.

Hmm..kayanya akhir-akhir ini ada yang beda deh, iya gaksih?
Coba kalian liat lingkungan kalian deh. Banyak bendera kebanggan kita berkibar dimana mana, ya kan?
Mau ada apasih?
Coba di cek kalender nya sekarang ada di bulan apa hayo...

Yap! Sekarang kita di bulan Agustus. Tanggal berapa sih sekarang?
Tanggal 16, Del, yaampun!! Besok 17 Agustus dan itu Hari Ulang Tahun Indonesia!!

Biasanya nih ya, kalo 17 Agustus kan identik dengan lomba-lomba tradisional nih. Banyak yang ngadain lomba gitu. Entah di sekolah maupun di lingkungan kalian masing-masing. Termasuk di sekolah aku!! Dan...tau gak? Aku lagi ikut lomba membuat blog loh. Doain semoga menang ya!!!

Hari itu merupakan hari bahagia bagi seluruh warga negara Indonesia.
Dimana hari tersebut merupak titik puncak perjuangan Indonesia.
Setelah 3,5 abad dijajah oleh Belanda.
Kemudian dilanjutkan dengan penjajahan Jepang yang sangat amat menyiksa.
71 tahun yang lalu.
Di Halaman Rumah Soekarno, Jl Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Presiden Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Didampingi dengan Mohammad Hatta.
Di saksikan para pejuang Indonesia dari Sabang-Merauke

Kita mengulas sedikit sejarah Kemerdekaan Indonesia secara garis besarnya yuk..

Dimulai dari tanggal 6 Agustus 1945, Sekutu menjatuhkan bom di kota besar Jepang, Hiroshima yang mampu menurunkan moral semangat para tentara Jepang. 3 hari kemudian, sekutu kembali menjatuhkan bom di kota Jepang lagi, yaitu Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Jatohnya kedua bom tersebut membuat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kabar tersebut pun terdengar hingga ke Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1945.

Mendengar kabar bahwa Jepang sedang di ambang kekalahan, Indonesia pun tidak hanya diam. Para pasukan bawah tanah segera bersiap-siap untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan menolak bentuk kemerdekaan yang yang diberikan sebagai hadiah dari Jepang.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Sedangkan golongan muda menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Selanjutnya apalagi sih yang terjadi?
Pernah denger yang namanya Peristiwa Rengasdengklok?
Nah itu lah yang terjadi berikutnya..

Karena perbedaan pendapat antara golongan muda dengan golongan tua, Soekarno-Hatta pun diculik oleh para golongan muda, pada tanggal 16 Agustus 1945. Mereka membawa Soekarno-Hatta ke daerah Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Maka dijemputlah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta untuk kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru memproklamasikan kemerdekaan.

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan, rumah Laksamana Tadashi Maeda. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu kemudian diketik oleh Sayuti melik.

Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56, telah hadir para pejuang Indonesia, antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian. Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama, atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI.

Nah..jadi gitu, teman-teman, sejarahnya gimana Indonesia merdeka.
Pertanyaannya sekarang, gimana sih cara kita menghargai jasa pahlawan yang telah berjuang untuk memerdekakan Indonesia?

Temen-temen, mungkin masa remaja emang masa yang paling indah dalam hidup, masa yang akan selalu dikenang. Tapi janganlah kita membuang masa remaja kita untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya, bahkan merugikan diri sendiri termasuk orang lain.

Sebagai pelajar, dan sebagai generasi penerus bangsa, tentunya kita mempunyai peran aktif untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang lebih maju. Ada beberapa cara untuk menghargai kemerdekaan Indonesia yang baik, diantaranya:
1. Belajar dengan rajin
2. Ikhlas dalam melakukan sesuatu atau tanpa pamrih
3. Rela berkorban
4. Mengisi hari kemerdekaan dengan kegiatan yang positif
5. Menjaga nama baik Indonesia
6. Mengikuti upacara bendera dengan hikmat.
7. Mengheningkan cipta untuk para pahlawan.
dan banyak deh cara-caranya.

Besok kan tanggal 17 Agustus nih, pasti disekolah kalian ada upacara bendera kan? Yuk coba sekali-kali kita semua mengikuti upacara dengan hikmat.


Segini dulu yaaa blog Delira kali ini, doain semoga menang!!! hehehe. Terimakasih buat yang udah baca sampai selesai;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar